Kelahiran:
Imaduddin Utsman al-Bantani, lahir di Kresek, Tangerang, Ahad, 15 Agustus 1976 (19 Sya’ban 1396 H). Ia adalah pengasuh dan pendiri PP Nahdlatul Ulum yang berlokasi di Kampung Cempaka Desa Kresek Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Ia menuliskan namanya dalam karya-karyanya yang berbahasa Arab dengan nama “Imaduddin al-Bantani”, sementara dalam karya yang berbahasa Indonesia dengan nama “Imaduddin Utsman” atau “Imaduddin Utsman al-Bantani”. Utsman sendiri adalah nama kakek ibunya yang ia hidup ditengah-tengah keluarga Bani Utsman di Kresek, Tangerang. Sementara “al-Bantani” adalah menunjukan asal daerahnya.
Pendidikan Pesantren:
Pondok Pesantren Ashhabul Maimanah di Sampang, Tirtayasa;
Pondok Pesantren Riyadl al-Alfiyah di Pandeglang;
Pondok Pesantren Daar al-Hikmah di Cakung, Carenang;
Pondok Pesantren At-Thohiriyah di Kaloran, Kota Serang;
Pondok Pesantren Al-Hidayah di Cisantri, Pandeglang;
Pondok Pesantren Cidahu, Pandeglang;
Pondok Pesantren Daar al Falah, Rengas Dengklok, Karawang;
Pondok Pesantren Al-Wardayani di Sukabumi;
Pondok Pesantren Pertapan di Binuang, Serang;
Pondok Pesantren Gaga di Kronjo;
Pondok Pesantren Buni Ayu di Balaraja; Ruwaq al-Azhar di Iskandaria, Mesir.
Sejak aktif di kepengurusan NU; Tahun 2006-2011 menjabat Ketua MWCNU Kec. Kresek; Tahun 2018 menjabat Wakil Katib PWNU Provinsi Banten. Tahun 2020 sampai dengan sekarang menjabat sebagai Ketua RMI PWNU Banten. Ia juga menjadi penasihat Generasi Muda NU (GMNU) Provinsi Banten dan Rijalul Anshor Kab. Tangerang.
Karya Tulis:
Kitab al-Fikrah al-Nahdliyyah fi Ushuli wa Furu’I ahl al Sunnah wa al Jama’ah (B. Arab: Fikih, Akidah dan ke-NU-an);
al-Syarah al-Maimun fi Syarh al-Jawhar al-Maknun (Bahasa Arab: Ilmu Balagoh);
al-Ibanah fi Syarh Matan al-Rahbiyyah (Bahasa Arab: Ilmu Waris);
al-Jalaliyah fi al-Qowaid al-Fiqhiyyah (Bahasa Arab: Kaidah-Kaidah Fikih);
Talkhis al-Hushul fi Syarh Nadzam al-Waraqat fi Ilm al-Ushul (Bahasa Arab: Ushul Fikih);
al-Fath al-Munir fi Syarh Nadzam al-Tafsir li al-Syaikh al-Zamzami (Bahasa Arab: Ilmu Tafsir);
Nihayat al-Maqshud fi Syarh Nadzam al-Maqshud (Bahasa Arab: Ilmu Shorof);
al-Anwar al-Bantaniyah fi Ikhtilaf Ulama al Bashrah wa al-Kufah (Bahasa Arab: Ilmu Nahwu);
al-Burhan ila Tajwid al-Qur’an (Bahasa Arab: Ilmu Tajwid);
al-Ta’aruf fi Muqaddimat ilm al-Tasawwuf (Bahasa Arab: Ilmu Tasawuf);
al-Nail al-Kamil fi Syarh Matn al-Awamil (Bahasa Arab: Ilmu Nahwu);
al-Qawl al-Mufid fi Hukmi al-Mukabbir al-Shaut fi al-Masajid (B. Arab: Fikih Tentang Hukum Speaker);
Al-Qawl al-Labib fi Hukm al-Talaqqub bi al-Habib (B. Arab: Fikih Tentang Hukum Bergelar Habib);
Tuhfat al Nadzirin (Bahasa Jawa tulisan pegon: Ilmu Mantiq);
Fath al-Gafur fi Abyat al Buhur (Bahasa Arab: Wazan syair arab);
Ilmu Waris Terjemah Matan al-Rahbiyah (B. Indonesia: Ilmu Waris); dan lain-lain.
Komentar
Posting Komentar